Analisis Semiotika Pada Film "Exhuma" Dengan Teori Roland Barthes

 Analisis Semiotika Pada Film "Exhuma" Dengan Teori Roland Barthes

Oleh:
Nia Khairunnisa
Desain Komunikasi Visual-Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Indraprasta PGRI



Abstrak

Penulisan ilmiah ini mengaplikasikan teori semiotika Roland Barthes untuk menganalisis film 'Exhuma' (2024) karya Jung Jae Hyun. Dengan menggunakan konsep Barthes tentang mitos, denotasi, dan konotasi, penulisan ini menguji bagaimana elemen visual dan naratif film tersebut mengkonstruksi dan menyiarkan makna. Spesifiknya, analisis ini berfokus pada bagaimana karakter-karakter, kostum, dan setting dalam film tersebut menciptakan sistem simbol-simbol yang membentuk pemahaman kita tentang keinginan, kebebasan, dan kontrol. Penggunaan elemen semiotik dalam film dapat dilihat sebagai upaya sadar untuk menciptakan rasa tidak pasti dan ambigu, mengganggu ekspektasi dan keinginan penonton. Dengan menerapkan teori Barthes, analisis ini menunjukkan bahwa penggunaan sign dan signifier dalam film menciptakan jaringan kompleks makna yang pribadi dan kolektif, merefleksikan kekhawatiran dan ketakutan masyarakat kontemporer.Temuan penulisan ilmiah ini memberikan kontribusi pada pengertian bagaimana film horror mengkonstruksi dan mengatur ketakutan, serta bagaimana mereka merefleksikan dan mempengaruhi kekhawatiran dan ketakutan masyarakat. Selain itu, analisis ini juga menunjukkan pentingnya analisis semiotik dalam studinya film, menunjukkan bagaimana kerangka teori dapat digunakan untuk memahami struktur dan mekanisme yang mempengaruhi interaksi kita dengan teks film.

Kata Kunci: Analisis semiotik, Roland Barthes, "Exhuma" (2024), film horror, ketakutan, trauma, identitas, signifier, signified, kode.

Pendahuluan

Film sebagai suatu bentuk karya seni memiliki kekuatan dalam menjangkau segmen sosial, sehingga berpotensi efektif dalam menyampaikan pesan kepada khalayak. Dengan daya jangkau yang luas sebagai media audio-visual, film memiliki pengaruh emosional dan popularitas yang hebat. Selain mengembangkan teknik dan aspek sinematografi yang canggih untuk menghasilkan film yang bermutu, institusi media juga mengembangkan perspektif yang digunakan dalam melihat fakta dan menyajikannya. Sebuah film mampu menghadirkan kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaan, sehingga menjadi sarana yang efektif dalam mempengaruhi pandangan dan perilaku masyarakat. Pesan dalam film akan menyajikan gambaran realitas yang telah “diseleksi” berdasarkan faktor-faktor baik yang bersifat kultural, sub-kultural, institusional, industrial, nilai-nilai dan ideologis tertentu (Johassan: 2013, 2).

Film 'Exhuma' (2024) merupakan film yang berasal dari Korea Selatan bergenre Thriller Misteri karya Jang Jae Hyun yang saat ini sedang populer. Dibintangi oleh Choi Min Sik, Kim Go Eun, Yoo Hae Jin, Lee Do Hyun yang masing masing memerankan tokoh Ahli dibidang Fengshui (Kim Sang Deok), Ahli Spiritual atau dikenal sebagai dukun dan sekaligus guru Bong-il (Hwa Rim), Petugas Pemakaman (Young Eun) dan Dukun Modern (Bong-il).

Film Exhuma merupakan film ke-4 garapan Jang Jae Hyun yang diadaptasi dari pengalaman masa kecilnya, ketika masa kecil ia mengaku tinggal dipedesaan yang memiliki makam tua diatas bukit, suatu ketika makam tua itu dibongkar untuk proyek pembangunan jalan.

Film Exhuma menampilkan kisah pembongkaran makam misterius yang dilakukan oleh sekelompok ahli spiritual dengan imbalan yang besar, dimana setiap adegan pada film tersebut menampilkan penanda (Signfier) Petanda (Signfied) dan digunakan untuk menemukan suatu petanda denotasi yang merupakan penanda konotasi.

Melalui film 'Exhuma' (2024) penulisan ilmiah berfokus pada analisis semiotika menggunakan teori Roland Barthes atas realitas sosial kehidupan. Semiotika dalam penelitian ini digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisis makna tanda (sign). Semiotika tidak lain adalah penalaran logika melalui tanda, di mana manusia hanya bernalar melalui tanda. Sebagaimana diketahui, tanda tidak terbatas pada benda, tetapi wacana sosial sebagai fenomena bahasa, dapat juga dipandang sebagai tanda. Semiotika Roland Barthes menganalisis pemaknaan tanda melalui sistem pemaknaan denotatif (denotation), konotatif (connotation) dan  meta-bahasa (metalanguage) atau mitos.

Metodologi Penelitian

Penulisan ilmiah ini adalah jenis penulisan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang berupaya mengambarkan atau menguraikan scenescene dalam film "Exhuma" (2024) dengan apa adanya. Menurut Kriyantono (2006:69) analisis deskriptif berupaya mengambarkan atau menguraikan hal dengan apa adanya serta menggunakan data kualititaif yang akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamat. 

Dengan menggunakan data kualitatif yang dikumpulkan dari analisis semiotika, penulisan ilmiah ini akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang dapat mengungkapkan nilai pesan-pesan selama durasi film tersebut. Dalam analisis ini, fokus penulisan ilmiah digunakan analisis semiotika berdasarkan pandangan Roland Barthes tentang sistem denotasi dan konotasi, yang memungkinkan peneliti untuk mengenali dan memahami tanda-tanda/simbol serta makna yang ditampilkan dalam film "Exhuma". Dengan demikian, penulisan ilmiah ini dapat menghasilkan hasil penulisan yang menjelaskan secara utuh bagaimana nilai pesan-pesan dalam film "Exhuma" (2024) ditampilkan dan diinterpretasikan.

Adapun sumber data dalam penulisan ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari objek yang di analisis yaitu film Exhuma dan data sekunder yang diperoleh melalui buku, artikel artikel, jurnal dan video review diberbagai platfrom yang berkaitan dengan fokus penulisan ilmiah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi dengan menonton dibioskop dan platfrom film 'Exhuma' (2024) dengan cara mengidentifikasi simbol- simbol atau tanda-tanda yang mewakili bentuk pesan pendidikan yang muncul berupa audio maupun berupa visual.


Link Official Thriller:





Komentar

Postingan Populer