Analisis dan Kesimpulan

 Analisis Film Exhuma (2024)

Konsep Cerita, Penokohan, dan Tema

    Exhuma merupakan cerita film bergenre horor okultulisme, menceritakan sekelompok ahli supranatural mendapatkan tawaran pekerjaan dari keluarga berpengaruh dan kaya raya di korea untuk memindahkan makam leluhurnya karena sejak turun menurun mendapatkan gangguan supranatural. pada saat pembokaran makam dukun Hwa-rim dan Bong-gil melakukan ritual ritual dengan beberapa sajian seperti buah, kue kue khas korea, ayam hidup, dan daging babi dengan diringi dengan lantunan ayat dikitab buddha serta tabuhan gendang. 

Dalam film exhuma memiliki 2 plot berbeda, yang pertama pembongkaran peti kakek buyut keluarga kaya raya (park) yang dimana leluhur ini meneror kegenerasi selanjutnya untuk meminta bantuan pemindahan makamnya, karena terlalu lama roh kakek buyut ini menjadi roh pendendam dan mencoba untuk membunuh generasi selanjutnya.

Pada plot kedua menceritakan makam misterius yang di kubur secara vertikal dimana ternayata makam itu adalah makam yang dulunya seorang jendral bernama Shogun dimana ia dieksekusi mati dan tubuhnya dimasuki pasak besi, plot kali ini lebih banyak menceritakan kisah sejarah kelam pada masa kekaisaran jepamg dan korea. 

Analisis Semiotika dengan Teori Roland Barthes

    Pada pembahasan dalam analisis sebuah tanda semiotika menggunakan teori roland barthes, dengan mengambil beberapa adegan dalam film Exhuma untuk menentukan penanda (signfier) dan pertanda (signfied) serta makna apa yang terkandung disetiap adegan tersebut. simbol dan tanda randa yang terdapat pada film Exhuma diambil denan menganalisis dusetiap adegan atau scene. Dan dalam analisis ini akan fokus pada makna denotasi dan konotasi serta eksplorasi mitos yang mungkin muncul dalam film tersebut.

  • Scene 1 (0:02:11 - 0:02:39)
Gambar 1. Dukun perempuan bersiul
Gambar 1. Dukun perempuan bersiul

Denotasi: Pada gambar awal terlihat dua orang dukun atau ahli supranatural di dalam kamar rumah sakit menghadap ke seorang bayi yang sedang berbaring sakit, dan dukun perempuan mulai bersiul sambil memegang telinga

Konotasi: Menandakan memulai ritual untuk proses penyembuhan sang bayi

Mitos: Terdapat keyakinan bahwa dukun perempuan tersebut memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia spiritual dengan bersiul diyakini dapat memanggil atau mendatangakan makhluk halus yang mengganggu atau memanfaatkan energi-energi yang tidak terlihat untuk menyembuhkan penyakit. 

Analisis: Denotasi, dua orang dukun atau ahli supranatural di dalam kamar rumah sakit menghadap ke seorang bayi yang terbaring sakit seorang dukun perempuan bersiul dengan memegang telinga. Teknik pengambilan gambar Low Angle dan Medium Shoot menunjukan sikap pengagungan atau menjadi fokus pada kedua dukun atau ahli supranatural. Konotasinya yang ada dalam gambar adalah Dukun perempuan memulai ritual untuk proses penyembuhan bayi. Mitos, Terdapat keyakinan bahwa dukun perempuan tersebut memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia spiritual dengan bersiul diyakini dapat memanggil atau mendatangakan makhluk halus yang mengganggu atau memanfaatkan energi-energi yang tidak terlihat untuk menyembuhkan penyakit. Adegan itu menunjukkan bahwa orang percaya ada dua dunia yang bisa ada bersamaan, yaitu dunia nyata seperti kamar rumah sakit dan dunia roh atau supranatural. Ini artinya, dalam situasi genting atau saat butuh bantuan khusus, orang terkadang mencari bantuan dari hal-hal di luar pemahaman biasa, seperti dukun atau ahli spiritual.

  • Scene 2 (0:36:10 - 0:36:17)
Gambar 2. Ular berkepala wanita

Denotasi: Scene ini menampilkan kemunculan ular berkepala wanita dari tanah makam yang sudah digali, dan dibunuh oleh seorang penggali makam dengan diputuskan ditengah badannya menggunakan skop seketika ular tersebut menjerit dengan keras.

Konotasi: Menandakan sesuatu perubahan yang aneh, misterius, atau bahkan menakutkan. Ular dalam banyak budaya juga sering kali memiliki konotasi sebagai penjaga atau pelindung, khususnya dalam konteks makam, di mana mereka dianggap sebagai pelindung terhadap makam atau sebagai simbol kebangkitan roh-roh yang terkubur.

Mitos: Dipercaya dalam mitologi Jepang, ular tersebut adalah sosok bernama yokai Nure Onna yang menyerupai makhluk reptil berkepala manusia/wanita dan berbadan tubuh mirip seperti ular dikaitkan dengan penjagaan makam dan dalam beberapa versi mitos, terlibat dalam kebangkitan roh-roh atau iblis dari kuburan.

Analisis: Teknik pengambilan gambar long shot dan medium shot digunakan saat penggali kubur sedang membersihkan makam yang telah digali, lalu tiba-tiba muncul seekor ular dari tanah bekas galian tersebut. Penggali kubur spontan membunuh ular tersebut ketika menyadari bahwa ular itu memiliki kepala mirip seperti kepala wanita, disertai dengan suara jeritan keras yang berasal dari ular tersebut. Denotasinya pada scene ini kemunculan ular berkepala manusia dari tanah kuburan yang sudah digali dan spontan dibunuh oleh penggali makam menggunakan skop. Konotasi menandakan sesuatu perubahan yang aneh, misterius, atau bahkan menakutkan. Ular dalam banyak budaya juga sering kali memiliki konotasi sebagai penjaga atau pelindung, khususnya dalam konteks makam, di mana mereka dianggap sebagai pelindung terhadap makam atau sebagai simbol kebangkitan roh-roh yang terkubur. Mitos Dipercaya dalam mitologi Jepang, ular tersebut adalah sosok bernama yokai Nure Onna yang menyerupai makhluk reptil berkepala manusia/wanita dan berbadan tubuh mirip seperti ular dikaitkan dengan penjagaan makam dan dalam beberapa versi mitos, terlibat dalam kebangkitan roh-roh atau iblis dari kuburan.

  • Scene 3 (0:36:10 - 0:36:17)

Komentar

Postingan Populer